MODUL II ANALISIS PERANCANGAN KERJA

MODUL II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam perancangan sistem kerja perlu dilakukan pengukuran kerja. Salah satu kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran waktu (time study) yang nerupakan awal perkembangan lahirnya perancangan system kerja yang dipelopori oleh Taylor dengan tujuan mendapatkan rancangan yang terbaik perlu dilakukan pengukuran waktu dan memilihnya untuk mencari mana yang membutuhkan waktu tersingkat.
Pengukuran kerja merupakan suatu aktivitas untuk menetukkan waktu yang dibutuhkan oleh seseorang operator / pekerja (yang memiliki skill rata – rata dan terlatih) dalam melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal. Pengukuran kerja yang dimaksudkan adalah pengukuran standar atau waktu baku.
Untuk mengetahui hal diatas perlu dilakukan penentuan waktu baku yang dilakukan secara langsung dengan menggunakan jam henti (stopwatch). Pada praktikum yang dilakukan, dan untuk menghasilkan waktu baku (waktu standar) dilakukan kegiatan pengukuran waktu untuk menguji kecukupan data dan uji keseragaman data, selanjutnya menentukkan waktu normal dengan memberi factor penyesuaian terhadap waktu siklus dan diperlukan adanya faktor kelonggaran.

1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pelaksanaan praktikum adalah dengan melakukan pengukuran waktu baku secara langsung dengan metode jam henti (stopwatch) kita dapat mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu rancangan dan rancangan mana yang membutuhkan waktu tersingkat.


BAB II
LANDASAN TEORI

Pada proses pengukuran waktu, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu pengukuran waktu secara langsung dan tidak langsung. Pada percobaan ini menggunakan pengukuran waktu secara langsung dengan menggunakan jam henti (stopwatch).
Cara mengukur dengan melakukan dua pendekatan diatas dijelaskan sebagai berikut :
1. Langsung, ialah cara pengukuran yang dilakukan dengan pengamatan langsung ditempat dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Contoh : jam henti dan smapling pekerjaan.
2. Tidak langsung, ialah pengukuran dimana sipengukur tidak harus ada ditempat pekerjaan dilaksanakan melainkan dengan menganalisis tabel – tabel yang telah dibuat sebelumnya dengan syarat mengetahui elemen – elemen gerakan atau elemen – elemen pekerjaannya.
Contoh : data waktu baku dan waktu gerakan (Work factor, MTM, Basic motion , dan lain – lain ).
Adapun langkah –langkah untuk menentukkan waktu baku secara langsung adalah sebagai berikut :
a. Melakukan penelitian pendahuluan
Penelitian pendahuluan yang dimaksud adalah penelitian terhadap waktu. Karena maksud dari pengukuran waktu adalah untuk mengetahui berapa waktu yang pantas diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan hasil yang terbaik.
b. Memilih operator
Operator yang akan melakukan pekerjaan harus bisa diandalkan, memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan baik dan hasilnya juga dapat diandalkan. Syarat – syarat tersebut antara lain berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama.

c. Melakukan pengukuran pendahuluan
Pengukuran harus ditetapkan terlebih dahulu dengan tujuan mengetahui untuk apa hasil pengukuran digunakan, berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut.
d. Melakukan pengujian keseragaman data
Dengan tujuan untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari system yang sama.
e. Melakukan pengujian kecukupan data
Uji kecukupan data diperlukan untuk memastikan bahwa yang telah dikumpulkan adalah cukup secara obyektif.
f. Menentukkan waktu siklus
g. Menentukkan faktor penyesuaian dan waktu normal
Faktor penyesuian digunakan untuk menentukkan kewajaran dari operator. Beberapa cara menentukkan factor penyesuaian adalah dengan cara :
1. Presentase
2. Shumard
3. Westing House
4. Objectif
h. Menentukkan faktor kelonggaran dan waktu baku
Faktor kelonggaran diberikan untuk 3 hal yaitu :
1. Kebutuhan pribadi
2. Menghilangkan rasa fatique
3. Hambatan – hambatan yang tidak dapat dihindarkan
Dalam memilih cara kerja yang tebaik berdasarkan patokan waktu maka yang harus kita lakukan ialah melaksanakan pengukuran atas alternative yang ada dan kemudian dipilih waktu penyelesaian yang tersingkat.
Untuk mendapatkan waktu baku dengan pengukuran langsung secara umum kita perlu melakukan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Menentukkan tingkat ketelitian dan tingkat kepercayaan yang diinginkan
2. Melakukan penelitian pendahuluan, yaitu penelitian dengan maksud untuk mendapatkan cara kerja yang terbaik. Jika belum, lakukan perbaikan, jika sudah maka cara kerja dibakukan secara tertulis.
3. Memilih operator yang akan diukur waktunya, dengan syarat bekerja normal dan wajar.
4. Memberi penjelasan pada operator tentang maksud dan pentingnya waktu baku.
5. Bila mungkin bagi pekerjaan atas elemen – elemen pekerjaan. Hal ini penting untuk mengetahui dimana waktu yang paling banyak dihabiskan.
6. Lakukan pengukuran pendahuluan untuk mengetahui berapa kira – kira jumlah pengukuran yang diperlukan.
7. Lakukan pengujian keseragaman data.
8. Lakukan test kecukupan data.
9. Jumlah pengukuran yang diperlukan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
(Untuk tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 10%).

N = 20 ∑ Xi – ( ∑ Xi )2
∑ Xi


N = Jumlah pengukuran pendahuluan
Xi = Waktu penyelesaian yang diukur pada waktu ke-i


Data dikatakan cukup bila N’≤ N, dan bila tidak maka lakukan pengukuran tambahan.

10. Tentukan waktu siklus rata – rata

Ws = ∑ Xi
N
11. Tentukan waktu normal
Wn = Ws x P
P = Faktor penyesuaian
12. Hitung waktu baku
Wb = Wo ( 1 + a )
a = Kelonggaran

JUST IN TIME TUGAS SISTEM PRODUKSI

Latar Belakang
Just In Time sudah tidak asing lagi terdengar baik yang masuk telinga kiri maupun yang masuk lewat telinga kanan. Dari mulai terkenalnya sampai saat ini tahun 2007 dia sudah berusia 29 tahun berfungsi dalam persediaan. Just In Time menekankan bahwa semua material harus menjadi bagian aktif dalam sistem produksi dan tentu dia melarang timbulnya problem yang mengakibatkan hadir biaya persediaan. Dalam Jus In Time persediaan diminimalisasi dengan tetap menjaga keberlangsungan produksi. Ini berarti dia bilang bahan maupun barang tersedia dalam waktu, jumlah dan kualitas yang tepat saat diperlukan.
Metode Just In Time dalam keberadaannya tidak sekedar diterapkan untuk bidang persediaan, melainkan juga dapat diimplementasikan dalam bidang produksi. Dalam bidang produksi, Just In Time menekankan upaya kontinuitas pengurangan pemborosan dan ketidakefisienan lewat lot size yang kecil, kualitas tinggi, koordinasi tim kerja. Produksi Jus In Time menunjukan sistem produksi dimana aktifitas operasi terjadi hanya jika diperlukan. Selain demikian berposisi sebagai alat pendekatan untuk penyeimbang produksi, alat pengendali kualitas produk, dan mekanisme untuk motivasi serta keterlibatan para tenaga kerja. Whoa, ini adalah pengetahuan. Metode Just In Time banyak digunakan dalam aktifitas produksi. Penggunaan demikian, khususnya produksi berbasis pesanan. Akan tetapi adalah kenyataan Just In Time tidak banyak digunakan pada kegiatan perdagangan eceran.
Hal tersebut, selidik demi selidik karena permintaan konsumen tidak dapat diramalkan sebelumnya. Just In Time juga tidak banyak digunakan dalam produksi berpola musiman. Dengan demikian, Just In Time dapat diimplementasikan dengan baik bila produk yang dibikin mempunyai sifat sedikit variasi jenis dan lokasi supplier secara kasat mata berada dekat dengan perusahaan, serta efektif andai terdapat integritas yang baik dari semua fungsi antara supplier dengan konsumen.
Konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang / penyimpanan barang / stocking cost.
Teori konsep just in time ditemukan oleh seorang berkebangsaan jepang bernama Taiichi Ohno dari perusahaan kendaraan motor Toyota. Perhitungan serta kerja sama yang baik antara penyalur, pemasok dan bagian produksi haruslah baik. Keterlambatan akibat salah perhitungan atau kejadian lainnya dapat menghambat proses produksi sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
1. Pendahuluan

Sistem pemanufakturan tradisional mengatur skedul produksinya berdasarkan pada peramalan kebutuhan di masa yang akan datang.Padahal tidak seorangpun yang dapat memprediksi masa yang akan dating dengan pasti walaupun dia memiliki pemahaman yang sempurna tentang masa lalu dan memiliki insting yang tajam terhadap kecendrungan yang terjadi di pasar

Produksi berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang dalam sistem tradisonal memiliki resiko kerugian yang lebih besar karena over produksi daripada produksi berdasarkan permintaan yang sesungguhnya. Oleh karena itu munculah ide
Just In Time yang memproduksi apabila ada permintaan. Suatu proses produksi hanya akan memproduksi apabila diisyaratkan oleh proses berikutnya. Sebagai akibatnya pemborosoan dapat dihilangkan dalam skala besar, yaitu berupa perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah. Kedua hal tersebut menjadikan perusahaan lebih kooperatif. Tujuan utama Just In Time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.

Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi
penting dalam manajemen biaya. Ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya apabila ada permintaan (full system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta.
Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaan
secara terus menerus untuk merespon perubahan dengan minimisasi pemborosan. Terdapat empat aspek pokok dalam konsep Just In Time yaitu:
1. Menghilangkan semua aktifitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk atau jasa.
2. Komitmen terhadap kualitas prima.
3. Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi.
4. Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas aktivitas yang memberikan nilai tambah.

Perusahaan-perusahaan meningkatkan perhatian terhadap keuntungan
potensial dari :
1. Membuat pesanan pembelian yang lebih kecil dan lebih sering.
2. Membangun kembali hubungan dengan pemasok.
Kedua hal di atas berhubungan dengan peningkatan minat dalam sistem pembelian tepat waktu (Just In Time). Pembelian Just In Time adalah pembelian barang atau bahan sedemikian rupa sehingga pengiriman secara tepat mendahului permintaan atau penggunaan. Dalam keadaan ekstrim tidak adanya persediaan (barang untuk ©2004 Digitized by USU digital library 1dijual bagi seorang pengecer, bahan baku barang dalam proses atau barang jadi bagi
seorang produsen) yang ditahan.
Perusahaan yang menggunakan pembelian Just In Time biasanya
menekankan biaya tersembunyi yang berhubungan dengan menahan tingkat
persediaan yang tinggi. Biaya tersembunyi ini meliputi jumlah ruang penyimpanan yang lebih besar dan jumlah kerusakan–kerusakan yang cukup besar.

2. Pokok-pokok Permasalahan

Pokok-pokok permasalahan dalam perkembangan Just In Time di perusahaan
industri yang sering terjadi dalam hal ini adalah :
• Pengertian Just In Time.
• Bagaimana persediaan dalam sistem Just In Time.
• Bagaimana pembelian dalam sistem Just In Time.
• Bagaimana produksi dalam sistem Just In Time.
• Penghapusan pemborosan apa saja yang dapat ditimbulkan dari sistem Just In Time.
• Bagaimana interval waktu produksi dalam sistem Just In Time.
• Apa sajakah persyaratan dalam sistem Just In Time.
• Konsep-konsep apa sajakah yang terdapat dalam sistem Just In Time.
• Apa sajakah elemen-elemen kunci dalam Just In Time.
• Bagaimana pengaruh Just In Time terhadap operasional pabrik.

3. Pembahasan
3.1 Pengertian Just In Time
Menurut Henri Simamora dalam bukunya Akuntansi Manajemen, Just In Time
adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan.Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-komponen lainnya. Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang dan waktu produksi.
Metode produksi Just In time mensyaratkan tidak adanya persediaan bahan baku karena bahan baku dan suku cadang dijadwalkan untuk sampai ke pabrik dari pemasok hanya pada saat dibutuhkan saja.
3.2 Persediaan Just In Time
Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana
segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat
produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-komponen lainnya. Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang dan waktu produksi.
©2004 Digitized by USU digital library 2Perusahaan-perusahaan pabrikasi menyimpan tiga jenis persediaan : bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Persediaan-persediaan ini dirancang untuk bertindak sebagai penyangga sehingga kegiatan-kegiatan perusahaan tetap dapat berjalan mulus kendatipun para pemasok terlambat melakukan pengiriman atau bilamana sebuah departemen tidak mampu beroperasi selama beberapa waktu
karena sesuatu atau hal lainnya.
Persediaan-persediaan ini dirancang untuk bertindak sebagai penyangga sehingga kegiatan-kegiatan perusahaan tetap dapat berjalan mulus kendatipun para pemasok terlambat melakukan pengiriman atau bilamana sebuah departemen tidak mampu beroperasi selama beberapa waktu karena sesuatu atau hal lainnya. Namun penyimpanan persediaan-persediaan itu sudah barang tentu memakan biaya besar. Sistem Just In Time merupakan upaya untuk mengurangi atau menghilangkan persedian.Perusahaan yang mengadopsi system Just In Time ke proses produksinya mestilah merancang kembali fasilitas - fasilitas pabrikasinya dan kejadian - kejadian yang memicu proses Produksi berdasarkan prediksi terhadap masa yang akan datang dalam sistem tradisonal memiliki resiko kerugian yang lebih besar karena over produksi daripada produksi berdasarkan permintaan yang sesungguhnya. Oleh karena itu munculah ide Just In Time yang memproduksi apabila ada permintaan.
Suatu proses produksi hanya akan memproduksi apabila diisyaratkan oleh proses berikutnya. Sebagai akibatnya pemborosoan dapat dihilangkan dalam skala besar, yaitu berupa perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah.Kedua hal tersebut menjadikan perusahaan lebih kooperatif. Tujuan utama Just In Time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.

4. Kesimpulan
Dalam menangani tingginya biaya, menurunnya laba, dan menajamnya
persaingan telah mengakibatkan perusahaan mencari cara-cara untuk
merampingkan kegiatan usaha mereka dan mengumpulkan lebih banyak data akurat untuk tujuan pengambilan keputusan. Oleh karena itu muncullah ide Just In Time (JIT) yang hanya memproduksi apabila ada permintaan. Akibatnya pemborosan dapat dihilangkan dalam skala besar, yaitu berupa perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah. Tujuan utama JIT adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.

Prinsip dasar JIT adalah meningkatkan kemampuan secara terus-menerus untuk merespon perubahan dengan meminimisasi pemborosan. Ada empat aspek pokok dalam sistim JIT yaitu :
• Menghilangkan semua aktivitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk.
• Komitmen terhadap kualitas prima.
• Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi.
• Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas yang memberikan nilai tambah.


Persediaan JIT adalah untuk sistem persediaan yang dirancang guna
mendapatkan barang secara tepat waktu. Pada persediaan JIT mensyaratkan bahwa proses atau orang yang membuat unit-unit rusak dapat dikirim untuk menunggu pengerjaan ulang atau menjadi bahan sisa. Sistim JIT menghapus kebutuhan akan persediaan karena tidak ada produksi sampai barang akan dijual. Hal ini berarti bahwa perusahaan harus mempunyai pesanan terus menerus agar dapat berproduksi ©2004 Digitized by USU digital library 3Dalam system JIT menerapkan untuk membeli barang hanya dalam kuantitas
yang dibutuhkan saja. Untuk itu perusahaan harus mengikat kontrak panjang kepada pemasok agar bersedia mengirimkan barang yang kita pesan sesering mungkin. Hal ini agar tidak adanya persediaan di gudang.
Produsi JIT adalah suatu sistem dimana tiap komponen dalam jalur produksi menghasilkan secepatnya saat diperlukan dalam langkah selanjutnya dalam jalur produksi. Perusahaan harus memproduksi barang sesuai dengan jumlah pesanan agar tidak adanya persediaan.
Pada system JIT perusahaan harus meningkatkan kualitasnya agar dapat
bersaing dengan perusahaan yang lain.Untuk perusahaan harus memperhatikan kualitas mutunya. Dalam pengiriman barang dalam JIT harus tepat waktu, sesuai dengan jumlah pesanan dan dengan kualitas yang bermutu tinggi. Karena hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan produksi. Jika pelanggan senang maka ia akan sering melakukn pesanan terhadap perusahaan produksi dan sebaliknya jika pelanggan tidak puas maka pelanggan akan memilih ke perusahaan produksi lainnya.








TUGAS : SISTEM PRODUKSI

JUST IN TIME



O
L
E
H





NAMA : WIRANTO DATAU
NIM : 561 305 012
KELAS : B





JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BAB 1V ASPEK HUKUM DAN AMDAL ANALISA KELAYAKAN PABRIK

BAB IV
ASPEK HUKUM DAN AMDAL

1. pengertian
a. aspek hukum
sebelum menjalankan sebuah usaha atau bisnis makasegala prosedur yang berkaitan dengan izin-izin atau berbagai persyaratan harus terlebih dahulu sudah terpenuhi. Bagi badan usaha yang akan dijalankan juga perlu dipersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek hukum seperti badan hukum perusahaan yang akan dipilih dalam hal ini jenis badan usaha yang kami gunakan adalah C.V (Comanditer Vennotschap).
C.V atau perseroan komanditer merupakan persekutuan yang didirikan atas dasar kepercayaan. Dalam perseroan komanditer terdapat beberapa sekutu yang bertindak sebagai pemberi modal. Tanggung jawab sekutu komanditer hanya terbatas pada sejumlah modal yang ditanamkan dalam perusahaan.
Perusahaan perseroan komanditer dijalankan oleh seorang sekutu aktif dan bertanggung jawab atas semua resiko atau kewajiban kepada pihak ketiga. Tanggung jawab ini juga sampai pada penggunaan harta pribadi apabila harta perusahaan tidak cukup untuk menutupi kewajibannya.
Tujuan pendirian C.V adalah untuk memberikan peluang bagi perseorangan untuk ikut menanamkan modal dengan tanggung jawab terbatas.




b. Amdal
Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Dampak lingkungan hidup yang terjadi adalah berubahnya suatu lingkungan dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik kimia, biologi dan social. Perubahan ini jika tidak diantisipasi akan merusak tatanan yang sudah ada, baik terhadap fauna, flora maupun manusia itu sendiri.
Oleh karena itu sebelum suatu usaha dijalankan, maka sebaiknya dilakukan terlebih dahulu dilakukan studi tentang dampak lingkungan yang akan timbul, baik dampak sekarang maaupun dampak dimasa yang akan dating. Studi ini disamping untuk mengetahui dampak yang bakal timbul juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi dampak tersebut. Studi inilah yang dikenal dengan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
Pengertian Analisis Dampak Lingkungan ( AMDAL ) menurut PP Nomor 27 tahun 1999 pasal 1 adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiatan. Arti lain dari analisis dampak lingkungan adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan mencemarkan lingkungam atau tidak dan jika ya, maka akan diberikan jalan alternative pencegahannya.


Internet Download Manager (IDM) sudah update dan merelease versi 5.15 pada 28 oct 2008. Jika anda masih menggunakan IDM vers 5.14 sudah bisa segera mengupdatenya. Karena pada versi yang baru ini terdapat beberapa perbaikan dan optimasi sehingga membuat Internet Download Manager makin efektif untuk kita gunakan.

Dan pada versi kali ini harga dari IDM adalah $30 itu jika anda ingin membelinya secara resmi. Tapi jika anda mau secara gratis bisa download pada link dibawah yang akan saya sediakan. Jika anda ingin mengetahui lebih detail tentang IDM bisa baca pada tulisan saya sebelumnya disini (klik disini) Saya secara pribadi menyarankan agar anda memilih dan menggunakan IDM sebagai download manager anda, apalgi untuk yang hoby dan suka download-download di internet. Banyak kelebihan yang dimiliki oleh IDM dibandingkan Program-program Download Manager lainnya seperti flashget ataupun DAP.

Petunjuk Install :

* Pertama anda download File Installer IDM 5.15 Build 2 dan file pach-a
* Install IDM pada Computer anda - File Installer : idman515.exe
* Setelah Proses Installasi selesai jalankan File correct_hosts_idm.exe yang terdapat pada folder : Correct_Hosts_IDM. Jika anda menggunakan OS Vista, jalankan dengan perintah Run as Administrator jika UAC anda active
* Lalu buka folder Carbon_Kegen, dan jalankan file dr.carbon _ keygen.exe untuk mendapatkan username dan No Serial Lisensi-a. Atau juga bisa mendapatkannya dengan membuka pada SERIAL.txt
* Sekarang buka Program Internet Download Manager (IDM), pilih pada menu Option Regristration.
* Isikan Form pengisiannya dengan data yang telah anda dapat sebelumnya dari file SERIAL.txt atau dr.carbon _ keygen.exe
* Finish.

James Cameron's Avatar: The Game Review

Bigger doesn't mean better. Developer Ubisoft Montreal disregarded this mantra when creating James Cameron's Avatar, delivering a mediocre game loaded with unnecessary padding, rather than a tight and enjoyable package that could have gotten players excited about the upcoming film of the same name. In fact, if you're eagerly anticipating the upcoming Avatar movie, it's probably best that you avoid this bland and overlong third-person shooter altogether, because there's nothing fantastical or compelling about its story or characters. That isn't to say that Avatar is all bad. A branching story featuring two disparate factions makes this a two-games-in-one experience, so if you like wringing the last drop out of your $50, the single-player campaign might keep you busy for 15 hours or so. Unfortunately, while a few of those hours are entertaining, Avatar's action is too bland and tedious to justify the game's length, and a variety of bugs and bizarre design elements put a further damper on the fun.

Those flying bots will explode if you let them get too close.

Avatar takes place on the planet Pandora, which the human-controlled Resources Development Administration (RDA) is stripping of its resources--much to the dismay of Pandora's indigenous population, the blue-skinned Na'vi. Meanwhile, the RDA has established a way of transferring a human's consciousness into an artificially created human/Na'vi hybrid called an avatar. You play as Ryder, an RDA operative who soon finds himself (or herself, if you choose a female persona) in over his head as he discovers the consequences of the RDA's destructive presence on Pandora. About an hour into the campaign, you'll be faced with a choice: side with the RDA, or live as an avatar and take your chances with the Na'vi. Yet no matter which path you meander down, you'll meet a series of unmemorable characters, played by unexceptional voice actors who deliver their poorly written lines without a trace of enthusiasm or urgency.

More disappointingly, the game assumes a familiarity with the nature of avatars. Cutscenes are abrupt, and moments that should carry weight, such as the first time you enter the body of your giant blue avatar, are presented without a shred of wonder. Your own character embraces that same matter-of-fact approach, reciting the dialogue in monotone, even as events unfold that would make most folks' jaws drop. With few exceptions, humans come across as resource-hungry simpletons, while the Na'vi are reduced to monosyllabic native stereotypes. And no matter which faction you align with, the flabby ending sequence will make you wonder why you bothered to see the story through. The blend of sci-fi and fantasy seems conceptually solid, but the ideas were given a treatment so cavalier that it's impossible to care about the fate of this world, of its people, and of your own character.

You won't find any more magic in Avatar's world than in its story, because though it too seems conceptually solid, it's similarly diminished by a general lack of energy. Pandora is at first sight a beautiful place, covered in lush foliage and teeming with beasts both savage and submissive. If you follow the RDA route, some of the monstrous plants will even spew poisonous fumes at you or knock you over with a powerful swipe of their leaves (really). The environments are attractive in the way most jungles are, and sights of flying beasts overhead and winsome waterfalls in the distance make Pandora's beauty simultaneously inviting and imposing. Yet over time, the environments lose their allure. Dark greens and darker greens melt into each other, and the visuals start to feel heavy, which will make you long for a change of scenery. A few of the areas you visit provide much-needed variety, but even so, the atmosphere grows wearisome and eventually wears out its welcome.

It's like the Neverending Story, except it ends, and the story stinks.

Each of Pandora's explorable regions is relatively large, and missions often involve traveling long distances to get to your next objective. Along the way, you'll run into a number of different types of enemies that seek to destroy you. If you side with the Na'vi, you have a few instruments of death to keep you well protected. Your default bow will likely be your go-to weapon. However, the snap-to targeting on the console versions has been ditched on the PC, so bows are not much fun to use because it can be tough to spot camouflaged RDA foes amid all the green. You can also sport a machine gun, though it's rather feeble, so you're better off replacing it with another choice, such as the enormous spiked club, which is good for mowing down a few viperwolves at once. In fact, melee combat leads to Avatar's most consistently enjoyable kills: it can be a lot of fun to cartwheel toward your target and slice him up with your dual blades. You equip four weapons at a time, but you can switch them out for other available options, and over time, your weapons level up and you gain access to better armor. Leveling up isn't a game-changing mechanic--your core abilities remain more or less the same--but there's still something rewarding about rising to the next tier of weaponry.

If you go the way of the RDA instead, you won't wield any melee weapons and will instead shoot your way to victory. You've got a pair of pistols to get you through if the better guns run out of ammo, but they're all but useless; luckily, your shotgun, flamethrower, and other weapons seem appropriately powerful, if not exactly satisfying to use. Enemies that melt into the background and inconsistent hit detection make it feel like you're spraying bullets around willy-nilly much of the time, and humanoid enemies are too stupid to make shooting them exciting. Your foes often will ignore comrades falling over dead right in front of them, engage harmless creatures and ignore you as you pick them off, and walk directly into walls and continue to walk in place. Not that AI characters are the only ones prone to technical weirdness. You might get stuck in a crevasse while flying a banshee, fall into an inescapable fissure, or dismount from a direhorse directly into the geometry of the plant right next to it and be unable to get out

akatsuki member

akatsuki member
for the akatsuki lover

Cari Blog Ini

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More