MODUL II ANALISIS PERANCANGAN KERJA

MODUL II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam perancangan sistem kerja perlu dilakukan pengukuran kerja. Salah satu kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran waktu (time study) yang nerupakan awal perkembangan lahirnya perancangan system kerja yang dipelopori oleh Taylor dengan tujuan mendapatkan rancangan yang terbaik perlu dilakukan pengukuran waktu dan memilihnya untuk mencari mana yang membutuhkan waktu tersingkat.
Pengukuran kerja merupakan suatu aktivitas untuk menetukkan waktu yang dibutuhkan oleh seseorang operator / pekerja (yang memiliki skill rata – rata dan terlatih) dalam melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal. Pengukuran kerja yang dimaksudkan adalah pengukuran standar atau waktu baku.
Untuk mengetahui hal diatas perlu dilakukan penentuan waktu baku yang dilakukan secara langsung dengan menggunakan jam henti (stopwatch). Pada praktikum yang dilakukan, dan untuk menghasilkan waktu baku (waktu standar) dilakukan kegiatan pengukuran waktu untuk menguji kecukupan data dan uji keseragaman data, selanjutnya menentukkan waktu normal dengan memberi factor penyesuaian terhadap waktu siklus dan diperlukan adanya faktor kelonggaran.

1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pelaksanaan praktikum adalah dengan melakukan pengukuran waktu baku secara langsung dengan metode jam henti (stopwatch) kita dapat mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu rancangan dan rancangan mana yang membutuhkan waktu tersingkat.


BAB II
LANDASAN TEORI

Pada proses pengukuran waktu, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu pengukuran waktu secara langsung dan tidak langsung. Pada percobaan ini menggunakan pengukuran waktu secara langsung dengan menggunakan jam henti (stopwatch).
Cara mengukur dengan melakukan dua pendekatan diatas dijelaskan sebagai berikut :
1. Langsung, ialah cara pengukuran yang dilakukan dengan pengamatan langsung ditempat dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Contoh : jam henti dan smapling pekerjaan.
2. Tidak langsung, ialah pengukuran dimana sipengukur tidak harus ada ditempat pekerjaan dilaksanakan melainkan dengan menganalisis tabel – tabel yang telah dibuat sebelumnya dengan syarat mengetahui elemen – elemen gerakan atau elemen – elemen pekerjaannya.
Contoh : data waktu baku dan waktu gerakan (Work factor, MTM, Basic motion , dan lain – lain ).
Adapun langkah –langkah untuk menentukkan waktu baku secara langsung adalah sebagai berikut :
a. Melakukan penelitian pendahuluan
Penelitian pendahuluan yang dimaksud adalah penelitian terhadap waktu. Karena maksud dari pengukuran waktu adalah untuk mengetahui berapa waktu yang pantas diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan hasil yang terbaik.
b. Memilih operator
Operator yang akan melakukan pekerjaan harus bisa diandalkan, memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan baik dan hasilnya juga dapat diandalkan. Syarat – syarat tersebut antara lain berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama.

c. Melakukan pengukuran pendahuluan
Pengukuran harus ditetapkan terlebih dahulu dengan tujuan mengetahui untuk apa hasil pengukuran digunakan, berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut.
d. Melakukan pengujian keseragaman data
Dengan tujuan untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari system yang sama.
e. Melakukan pengujian kecukupan data
Uji kecukupan data diperlukan untuk memastikan bahwa yang telah dikumpulkan adalah cukup secara obyektif.
f. Menentukkan waktu siklus
g. Menentukkan faktor penyesuaian dan waktu normal
Faktor penyesuian digunakan untuk menentukkan kewajaran dari operator. Beberapa cara menentukkan factor penyesuaian adalah dengan cara :
1. Presentase
2. Shumard
3. Westing House
4. Objectif
h. Menentukkan faktor kelonggaran dan waktu baku
Faktor kelonggaran diberikan untuk 3 hal yaitu :
1. Kebutuhan pribadi
2. Menghilangkan rasa fatique
3. Hambatan – hambatan yang tidak dapat dihindarkan
Dalam memilih cara kerja yang tebaik berdasarkan patokan waktu maka yang harus kita lakukan ialah melaksanakan pengukuran atas alternative yang ada dan kemudian dipilih waktu penyelesaian yang tersingkat.
Untuk mendapatkan waktu baku dengan pengukuran langsung secara umum kita perlu melakukan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Menentukkan tingkat ketelitian dan tingkat kepercayaan yang diinginkan
2. Melakukan penelitian pendahuluan, yaitu penelitian dengan maksud untuk mendapatkan cara kerja yang terbaik. Jika belum, lakukan perbaikan, jika sudah maka cara kerja dibakukan secara tertulis.
3. Memilih operator yang akan diukur waktunya, dengan syarat bekerja normal dan wajar.
4. Memberi penjelasan pada operator tentang maksud dan pentingnya waktu baku.
5. Bila mungkin bagi pekerjaan atas elemen – elemen pekerjaan. Hal ini penting untuk mengetahui dimana waktu yang paling banyak dihabiskan.
6. Lakukan pengukuran pendahuluan untuk mengetahui berapa kira – kira jumlah pengukuran yang diperlukan.
7. Lakukan pengujian keseragaman data.
8. Lakukan test kecukupan data.
9. Jumlah pengukuran yang diperlukan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
(Untuk tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 10%).

N = 20 ∑ Xi – ( ∑ Xi )2
∑ Xi


N = Jumlah pengukuran pendahuluan
Xi = Waktu penyelesaian yang diukur pada waktu ke-i


Data dikatakan cukup bila N’≤ N, dan bila tidak maka lakukan pengukuran tambahan.

10. Tentukan waktu siklus rata – rata

Ws = ∑ Xi
N
11. Tentukan waktu normal
Wn = Ws x P
P = Faktor penyesuaian
12. Hitung waktu baku
Wb = Wo ( 1 + a )
a = Kelonggaran

0 komentar:

akatsuki member

akatsuki member
for the akatsuki lover

Cari Blog Ini

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More