Pejabat di Iran menyebut adanya serangan worm kedua pada negara itu setelah Stuxnet. Namun pakar antivirus belum mendeteksinya. Brigjen Gholam-Reza Jalali, salah satu pejabat militer senior di Iran, mengklaim adanya serangan program jahat berjenis worm pada negaranya. Jalali mengklaim jika negaranya kembali menjadi target virus komputer dalam 'perang cyber' yang didalangi oleh musuh-musuh mereka . Seperti diberitakan TheRegister, Selasa (26/4/2011), Jalali mengatakan serangan itu sekarang masih diselidiki. Worm itu dijuluki Stars dan disebut sebagai 'virus mata-mata'. "Beberapa karakteristik Stars sudah teridentifikasi, termasuk bahwa ia kompatibel dengan sistem yang diserang dan kerusakan awalnya hanya sedikit serta bisa salah dianggap sebagai file executable milik pemerintah," tutur Jalali yang merupakan kepala unit anti sabotase di Iran. Jalali tidak menyebutkan sistem komputer apa yang diincar oleh Stars. Ia juga mengatakan negaranya harus siap menghadapi serangan serupa di masa depan.
"Kami tidak tahu apakah ini serangan cyber lainnya terhadap Iran. Kami juga tidak tahu apakah ini hanya worm Windows biasa yang diumumkan sebagai serangan dalam perang cyber," tutur Mikko Hypponen, peneliti antivirus di F-Secure.
Tahun lalu, Iran menjadi korban serangan worm Stuxnet yang ditemukan di komputer fasilitas nuklir Bushehr. Jalali mengingatkan bahwa Stuxnet masih menyimpan risiko terhadap fasilitas nuklir Iran.
Sebelumnya, Jalali menuding perusahaan teknologi Siemens, turut membantu Amerika Serikat dan Israel dalam menyebarkan virus tersebut. Pasalnya sistem kontrol SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) yang menjadi 'korban' serangan itu adalah software milik perusahaan asal Jerman tersebut.
Tahun lalu, Iran menjadi korban serangan worm Stuxnet yang ditemukan di komputer fasilitas nuklir Bushehr. Jalali mengingatkan bahwa Stuxnet masih menyimpan risiko terhadap fasilitas nuklir Iran.
Sebelumnya, Jalali menuding perusahaan teknologi Siemens, turut membantu Amerika Serikat dan Israel dalam menyebarkan virus tersebut. Pasalnya sistem kontrol SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) yang menjadi 'korban' serangan itu adalah software milik perusahaan asal Jerman tersebut.
selain itu tahun 2010 lalu dunia cyber dicengangkan dengan terungkapnya fakta baru mengenai sebuah virus yang muncul dipertengahan tahun 2010 ini. Fakta baru apakah itu? yaitu tentang terungkapnya tujuan sesungguhnya sang pembuat virus yang bertujuan mensabotase Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Iran. Ini adalah sejarah baru dalam dunia Teknologi Informasi, bahwa pertama kalinya sebuah virus/worm sengaja dibuat dengan tujuan untuk menyusupi dan merusak sistem negara tertentu, bahwa pertama kalinya pihak tertentu dengan spesifik menargetkan sebuah sistem vital milik negara tertentu (IRAN), bahkan Kevin Hogan, senior director Symantec mengatakan 60% komputer di Iran telah terjangkit Stuxnet.
0 komentar:
Posting Komentar