TUGAS PROFESI KEPENDIDIKAN

BAB V
PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN

A.       Mengembangkan Pendekatan Pembelajaran
Terdapat 5 pendekatan pembelajaran yang perlu dipahami guru untuk dapat mengajar dengan baik yaitu :
1.         Pendekatan Kompetensi
Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran,kompetensi menunjuk kepada perbuatan (performance) yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar. Dikatakan perbuatan karena merupakan perilaku yang dapat diamati meskipun sebenarnya seringkali terlihat pula proses yang tidak Nampak seperti pengambilan keputusan/pilihan sebelum perbuatan dilakukan.
         Terdapat 3 landasan teoretis yang mendasari pendidikan berdasarkan pendekatan kompetensi :
a)            Adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual.
b)            Pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar sebagai penugasan (learning for mastery) adalah suatu falsafah tentang pembelajaran yang mengatakan bahwa dengan system pembelajaran yang tepat semua peserta didik akan dapat belajar dengan hasil yang baik dari seluruh bahan yang di berikan.
c)            Carrol dalam Hall (1986) menyatakan bahwa dengan waktu yang cukup semua pesereta didik dapat mencapai penguasaan suatu tugas belajar.perkembangan pendidikan berdasarkan kompetensi adalah usaha penyusunan kembali defenisi bakat.
Dalam kaitannya dengan pengembangan pembelajaran berdasarkan pendekatan kompetensi, Ashan (1981) mengemukakan 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu :
Ø   Kompetensi yang ingin dicapai merupakan pernyataan tujuan (goal statement) yang hendak diperoleh peserta didik serta menggambarkan hasil belajar (learning outcomes) pada aspek pengetahuan ,keterampilan ,nilai dan sikap.
Ø   Strategi mencapai kompetensi (the enabling strategy), merupakan strategi untuk membantu peserta didik dalam menguasai kompetensi yang di tetapkan. Misalnya dibuat sejumlah alternative kegiatan seperti : membaca mendengarkan, berkreasi, berinteraksi, observasi, dan sebagainya sampai terbentuk suatu kompetensi.
Ø   Evaluasi dilakukan untuk menggambarkan perilaku hasil belajar (behavioral outcomes) dengan respon pesrta didik yang dapat diberikan berdasarkan apa yang diperoleh dari belajar.
Pembelajaran dengan pendekatan kompetensi dapat dilakukan dengan langkah-langkah umum sebagai berikut :
a.    Tahap perencanaan
Berdasarkan kompetensi – kompetensi tersebut selanjutnya dikembangkan tema, subtema, dan topik-topik mata pelajaran yang akan diajarkan.
b.   Pelaksanaan pembelajaran
Merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang dilakukan secara berkesinambungan yang meliputi tahap persiapan, penyajian, aplikasi, dan penilaian.
c.    Evaluasi dan penyempurnaan
Evaluasi dilakukan untuk menggambarkan perilaku hasil belajar (behavioral outcomes) dengan respon peserta didik yang dapat di berikan berdasarkan apa yang diperoleh dari belajar. Evaluasi mengandung nilai-nilai yang dapat di gunakan untuk menentukan kualitas atau derajat pencapaian kompetensi yang ditetapkan.




2.         Pendekatan keterampilan proses
Merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator-indikator pendekatan keterampilan proses antara lain : kemampuan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung, mengukur, mengamati, mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan, mengkomunikasikan, dan mengekspresikan diri dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu karya.
Kemampuan-kemampuan yang menunjukkan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat dilihat melalui partisipasi dalam kegiatan pembelajaran berikut :
Ø   Kemampuan bertanya.
Ø   Kemampuan melakukan pengamatan.
Ø   Kemampuan mengidentifikasi dan mengklasifikasi hasil pengamatan.
Ø   Kemampuan menafsirkan hasil identifikasi dan klasifikasi.
Ø   Kemampuan menggunakan alat dan bahan untuk memperoleh pengalaman secara langsung.
Ø   Kemampuan merencanakan suatu kegiatan penelitian.
Ø   Kemampuan menggunakan dan menerapkan konsep yang telah dikuasai dalam suatu situasi baru.
Ø   Kemampuan menyajikan suatu hasil pengamatan dan atau hasil penelitian
Pembelajaran berdasarkan pendekatan keterampilan proses perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
v   Keaktifan peserta didik didorong oleh kemauan untuk belajar karena adanya tujuan yang ingin dicapai (asas motivasi).
v   Keaktifan peserta didik akan berkembang jika dilandasi dengan pendayagunaan potensi yang dimilikinya.
v   Suasana kelas dapat mendorong atau mengurangi aktivitas peserta didik.
v   Dalam kegiatan pembelajaran, tugas guru adlah memberikan kemudahan belajar melalui bimbingan dan motivasi untuk mencapai tujuan.
3.           Pendekatan lingkungan
Berkaitan dengan pendekatan lingkungan ini,UNESCO (1980) mengemukakan jenis-jenis lingkungan yang dapat didayagunakan oleh peserta didik untuk kepentingan pembelajaran :
a)         Lingkungan yang meliputi faktor-faktor fisik, biologi, sosioekonomi, dan budaya yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung, dan berinteraksi dengan kehidupan peserta didik.
b)         Sumber masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada dalam suatu kelompok masyarakat.
c)         Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan pembelajaran.
Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan 2 cara :
Ø  Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran.
Ø  Membawa sumber-sumber belajar dari lingkungan ke sekolah (kelas) untuk kepentingan pembelajaran.
4.         Pendekatan kontekstual
CTL merupakan salah satu model pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan implementasi kurikulum 2004.
Nurhadi (2002:4) mengemukakan pentingnya lingkungan belajar dalam pembelajaran kontekstual sebagai berikut :
v   Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa.
Dari “guru akting di depan kelas, siswa menonton” ke “siswa aktif bekerja dan berkarya, guru mengarahkan”.
v   Pembelajaran harus berpusat pada ‘bagaimana cara’ siswa menggunakan pengetahuan baru mereka. Strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya.
v   Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian (assessment) yang benar
v   Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.

Zahorik (1995) mengungkapkan 5 elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual sebagai berikut : 
Ø   Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik.
Ø   Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian –bagiannya secara khusus ( dari umum ke khusus ).
Ø   Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara :
-        Menyusun konsep sementara
-        Melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari orang lain.
-        Merevisi dan mengembangkan konsep  
Ø   Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekkan secara langsung apa-apa yang dipelajari
Ø   Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang dipelajari

5.         Pendekatan Tematik ( Thematic Approach )
Pendekatan tematik (Thematic Approach) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam implementasi kurikulum 2004, terutama ditaman kanak – kanak dan raudhatul athfal (TK dan RA), serta pada kelas rendah disekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah (SD dan MI).
Beberapa prinsip belajar menurut psikologi gestalt antara lain :
a.    Dasar situasi belajar secara keseluruhan, ditentukan oleh adanya keterpaduan antara berbagai bagian, bukan oleh bagian – bagian yang terpisah.
b.   Bagian – bagian dari situasi belajar hanya mengandung arti apabila berhubungan dengan situasi belajar secara keseluruhan.
c.    Faktor yang memadukan bagian - bagian situasi belajar adalah motivasi peserta didik atas dorongan guru.
d.   Adanya efek keterpaduan yang timbul merupakan interaksi antar berbagai bagian situasi dalam belajar.
Dari prinsip – prinsip gestalt tersebut, pendekatan tematik bertujuan :
1.      Membentuk pribadi yang harmonis dan sanggup bertindak dalam menghadapi berbagai situasi yang memerlukan keterampilan pribadi.
2.      Menyesuaikan pembelajaran dengan perbedaan peserta didik.
3.      Memperbaiki dan mengatasi kelemahan – kelemahan yang terdapat pada metode mengajar hafalan (Oemar Hamalik, 1982).

Pelaksanaan pendekatan tematik secara optimal perlu ditunjang oleh kondisi sekolah sebagai berikut :
a.    Guru mesti berpartisipasi dalam sebuah tim serta mempunyai tanggung jawab untuk menyukseskan tujuan tim.
b.   Guru harus mempunyai kemampuan untuk mengembangkan program pembelajaran tematis pada jadwal yang telah ditentukan.
c.    Peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pendekatan tematik harus tersedia, baik dilingkungan sekolah maupun berupa pinjaman dari luar.
d.   Pelaksanaan pendekatan tematik harus ada dalam struktur sekolah, sehingga guru dapat menggunakan berbagai sarana sekolah yang diperlukan.

B.        Memilih Metode Pembelajaran Yang Efektif
1.      Metode demonstrasi
Agar pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi berlangsung secara efektif, langkah – langkah yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
a.       Lakukanlah perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai.
b.      Rumuskanlah tujuan pembelajaran dengan metode demonstrasi, dan pilihlah materi  yang tepat untuk didemonstrasikan.
c.       Buatlah garis besar langkah – langkah demostrasi, akan lebih efektif jika yang dikuasai dan dipahami baik oleh peserta didik maupun oleh guru.
d.      Tetapkanlah apakah demonstrasi tersebut akan dilakukan guru atau oleh peserta didik, atau oleh guru kemudian diikuti peserta didik.
e.       Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didik, dan ciptakanlah suasana yang tenang dan menyenangkan.
f.       Upayakanlah agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
g.      Lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik tehadap efektivitas metode demonstrasi maupun terhadap hasil belajar peserta didik

2.      Metode Inquiri
Inquiri berasal dari bahasa inggris “ inquiry”, yang secara harfiah berarti penyelidikan. Metode inquiri merupakan metode penyelidikan yang melibatkan proses mental dengan kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
Ø  Mengajukan pertanyaan – pertanyaan tentang fenomena alam.
Ø  Merumuskan masalah yang ditemukan.
Ø  Merumuskan hipotesis
Ø  Merancang dan melakukan eksperimen
Ø  Mengumpulkan dan menganalis data
Ø  Menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah yakni : objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, berkemauan, dan tanggung jawab.
Sund and Trowbridge (1973), mengemukakan tiga macam metode inquiri sebagai berikut :
a.      Inquiri terpimpin ( Guide Inquiry ) : peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan.
b.      Inquiri bebas ( Free Inquiry ) : peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan.
c.       Inquiry bebas yang dimodifikasi ( Modified Free Inquiry ) : guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian pesarta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

3.      Metode Penemuan
Langkah – langkah cara mengajar dengan metode penemuan :
a.       Adanya masalah yang akan dipecahkan.
b.      Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif  peserta didik.
c.       Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas.
d.      Harus tersedia alatdan bahan yang diperlukan.
e.       Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pkiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
f.       Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data.
g.      Guru harus memberikan jawaban dengan tepat dengan data dan informasi yang diperlukan peserta didik.

4.      Metode eksperimen
Hal – hal yang perlu dipersiapkan guru dalam menggunakan metode eksperimen adalah sebagai berikut :
a.       Tetapkan tujuan eksperimen.
b.      Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
c.       Persiapkan tempat eksperimen
d.      Pertimbangkan jumlah peserta didik sesuai dengan alat – alat yang tersedia
e.       Perhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau menghindarkan resiko yang merugikan atau berbahaya
f.       Perhatikan disiplin atau tata tertib terutama dalam menjaga peralatan dan bahan yang akan digunakan
g.      Berikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan dan tahapan – tahapn yang mesti dilakukan peserta didik termasuk yang dilarang dan membahayakan.


5.      Metode Pemecahan masalah
Langkah – langkah  metode pemecahan masalah :
Ø  Merasakan adanya masalah – masalah yang potensial
Ø  Merumuskan masalah
Ø  Mencari jalan keluar
Ø  Memilih jalan keluar yang paling tepat
Ø  Melaksanakan pemecahan masalah
Ø  Menilai apakah pemecahan masalah yang dilakukan sudah tepat atau belum.

6.      Metode karyawisata
Sebelum karyawisata digunakan dan dikembangkan sebagai metode belajar-mengajar , hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
v    Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar-mengajar.
v    Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah.
v    Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai pedagogis
v    Menghubungkan sumber belajar  dengan kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, jika ya, karyawisata dapat dilaksanakan.
v    Membuat dan mengembangkan program karyawisata secara logis dan sistematis.
v    Melaksanakan karyawisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran,efek instruksional dan pengiring, iklim yang kondusif.
v    Menganalisis apakah tujuan karyawisata telah tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan karyawisata akan datang.

         
7.      Metode perolehan konsep
Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan, konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun (Building Block) berpikir. Perolehan konsep menurut Ausubel (1968) diperoleh dengan dua cara yakni konsep formasi merupakan bentuk peroleh konsep sebelum peserta didik masuk sekolah dan konsep asimilasi merupakan cara-cara untuk memperoleh konsep selama dan sesudah sekolah.

8.      Metode penugasan
Langkah-langkah yang harus diperhatikan agar metode penugasan dapat berlangsung secara efektif :
a.       Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya.
b.      Tugas yang diberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan lain-lain.
c.       Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan diluar kelas.
d.      Perlu diupyakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik
e.       Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas – tugas yang dikerjakan peserta didik.

9.      Metode Ceramah
Hal – hal yang perlu dipersiapkan guru dalam menggunakan metode caramah adalah :
Ø  Rumuskan tujuan instruksional khusus, mengembangkan pokok – pokok materi belajar mengajar dan mengkajinya apakah hal tersebut dapat diceramahkan.
Ø  Apabila akan divariasikan dengan metode lain, perlu dipikirkan apa yang akan disampaikan melalui ceramah dan apa yang akan disampaikan dengan metode lainnya.
Ø  Siapkan alat peraga atau media pelajaran secara matang, alat peraga atu media apa yang akan digunakan, bagaimana menggunakannya dan kapan akan digunakan.
Ø  Perlu dibuat garis besar bahan yang akan diceramahkan minimal berupa catatan kecil yang akan dijadikan pegangan guru pada waktu berceramah.
Hal – hal yang perlu diperhatikan guru pada waktu mengajar dengan menggunakan metode ceramah :
a.       Guru akan menjadi satu – satunya pusat perhatian.
b.      Untuk mengarahkan perhatian peserta didik, ceramah sebaiknya dimulai dengan menyampaikan tujuan pengajaran yang akan dicapai setelah kegiatan pembelajaran.
c.       Sampaikan garis besar bahan ajar, baik secara lisan maupun tertulis.
d.      Hubungkan materi pelajaran yang akan disampaikan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh para peserta didik.
e.       Mulailah dari hal – hal yang umum menuju hal – hal yang khusus, dari hal – hal yang sederhana menuju hal – hal yang rumit.
f.       Selingilah dengan contoh yang erat kaitannya dengan kehidupan peserta didik sekali – kali lakukanlah humor yang menunjang pembelajaran.
g.      Arahkan perhatian pada seluruh peserta didik dan jangan melakukan gerakan – gerakan yang bisa mengganggu kelancaran pembelajaran.
h.      Gunakan alat peraga / media yang sesuai dengan bahan yang diceramahkan.
i.        Kontrollah agar pembicaraan tidak monoton, lakukanlah penekanan – penekanan pada materi tertentu.




10.  Metode Tanya jawab

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode Tanya jawab adalah sebagai berikut :
v  Guru perlu menguasai bahan secara penuh, jangan sekali – kali mengajukan pertanyaan yang guru sendiri tidak memahaminya atau tidak tahu jawabannya.
v  Siapkanlah pertanyaan – pertanyaan yang akan diajukan kepada peserta didik sedemikian rupa, agar pembelajaran tidak menyimpang dari bahan yang sedang dibahas, mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran dan sesuai dengan kemampuan berpikir peserta didik.

Pertanyaan yang baik memiliki kriteria sebagai berikut :
a.       Memberi acuan adalah suatu bentuk pertanyaan yang sebelumnya diberikan uraian singkat tentang apa – apa yang akan ditanyakan, jadi pertanyaan tersebut merupakan kelanjutan dari ceramah atau cerita guru
b.      Memusatkan jawaban, pertanyaan – pertanyaan yang diajukan perlu dipusatkan pada apa – apa yang menjadi tujuan kegiatan pembelajaran.
c.       Memberi tuntunan, guru dapat menuntun peserta didik dengan pertanyaan – pertanyaan yang menuntun mereka pada jawaban yang benar.
d.      Melacak jawaban peserta didik, guru mengajukan beberapa pertanyaan kembali meskipun jawaban atas pertanyaan pertama sudah benar.

11.  Metode diskusi
Diskusi dapat diartikan sebagai percakapan responsif yang dijalin oleh petanyaan – pertanyaan problematis yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah.
Agar proses pembelajaran dengan metode diskusi berjalan lancar, dan menghasilkan tujuan belajar secara efektif, perlu diperhatikan langkah – langkah berikut :
a.       Rumuskanlah tujuan dan masalah yang akan dijadikan topik diskusi.
b.      Siapkanlah sarana dan prasarana yang diperlukan untuk diskusi.
c.       Susunlah peranan – peranan peserta didik dalam diskusi, sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilakukan.
d.      Berilah pengarahan kepada peserta didik secukupnya agar melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan diskusi.
e.       Ciptakanlah suasana yang kondusif sehingga peserta didik dapat mengemukakan pendapat secara bebas untuk memecahkan masalah yang didiskusikan.
f.       Berikanlah kesempatan kepada peserta didik secara merata agar diskusi tidak didominasi oleh beberapa orang saja.
g.      Sesuaikan penyelenggaraan diskusi dengan waktu yang tersedia.
h.      Sadarilah akan peranan guru dalam diskusi, baik sebagai fasilitator, pengawas, pembimbing, maupun sebagai evaluator jalannya diskusi.
i.        Akhirilah diskusi dengan mengambil kesimpulan dari apa – apa yang telah dibicarakan.

0 komentar:

akatsuki member

akatsuki member
for the akatsuki lover

Cari Blog Ini

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More