Kawasan ASEAN merupakan kawasan Asia Pasifik yang memiliki angka pertumbuhan yang menakjubkan (Tang dan Thant, 1993). Sebagai salah satu Bintang Asia dengan pertumbuhan ekonomi yang menakjubkan, pertumbuhan dan pembangunan Indonesia pada era PJPT I ditopang oleh melimpahnya sumber daya minyak dan gas bumi (MIGAS). Namun sayangnya sumber daya MIGAS ini makin lama semakin langka, sehingga Pemerintah berupaya mengembangkan sumber daya-sumber daya lain yang tidak tergantung kepada MIGAS. Sektor-sektor industri manufaktur merupakan sektor-sektor yang diharapkan dapat mengganti peranan MIGAS dalam mepertahankan laju pertumbuhan ekonomi. Salah satu pilihan industi yang menarik untuk dikembangkan adalah industri teknologi tinggi karena meskipun membutuhkan investasi yang sangat tinggi, tetapi industri ini juga memberikan yield yang tinggi pula.
Pada era sepuluh tahun terakhir ini, berbagai industri teknologi tinggi seperti industri bioteknologi, industri petrokimia, dan industri pesawat terbang adalah industri-industri yang mendapat perhatian tinggi dari Pemerintah. Industri-industri tersebut telah dikembangkan dan diharapkan akan dapat menjadi benih-benih pendukung kekuatan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Salah satu teknologi lain yang juga sangat potensial untuk dikembangkan dan perlu mendapat dukungan dan perhatian pemerintah sebagai industri andalan non MIGAS adalah industri piranti lunak.
Melihat kecenderungan globalisasi diberbagai sektor kehidupan saat ini, pengambangan industri piranti lunak ini di dalam negeri, tidak hanya menghasilkan keuntungan secara ekonomis semata, akan tetapi juga diperlukan untuk menunjang sektor-sektor di luar ekonomi, karena memasuki abad ke 21 nanti hampir tidak ada sektor kehidupan yang bebas dari keperluan piranti lunak untuk mencapai hasil yang optimal.
Potensi untuk pengambangan industri piranti lunak ini ditunjang dengan besarnya volume pasar produk-produk teknologi informasi seperti komputer, dan sumber daya yang diperlukan sebagai infrastruktur industri [asar piranti lunak. Selain dari pada itu, makin pervassivenya perangkat komputer dan meluasnya otomatisasi di berbagai bidang juga menaikkan pemintaan kebutuhan piranti lunak.
Kebutuhan dan volume pasar piranti lunak di dunia naik dengan pertumbuhan yang mencapai hampir 30 persen pertahun (Spectrum, March 1994). Di Indonesia, dalam keadaan di mana proteksi hak cipta intelektual masih belum diterapkan dengan tegas, permintaan pasar untuk komoditi ini naik dengan 25 persen setiap tahun. Kebutuhan piranti lunak domestik maupun dunia masih didominasi oleh produk-produk Amerika, Eropa Barat, dan Jepang. Besarnya pasar piranti lunak inilah yang merupakan pendorong utama untuk industrialisasi piranti lunak di berbagai negara Asia, salah satunya telah berhasil mengambangkan industri piranti lunak adalah India.
0 komentar:
Posting Komentar